SEJARAH DESA BUGEL
Desa Bugel, kecamatan bagelen, kabupaten Purworejo merupakan 1 dari 17 desa di kecamatan Bagelen, terbagi menjadi 2 pedukuhan yaitu dukuh Bugel dan dukuh Sembir , terdiri dari 5 RW dan 15 RT, Jarak dari ibu kota kabupaten Purworejo ,15 km dengan luas wilayah 138,580 Ha.
Batas Desa sebelah utara berbatasan dengan desa Bagelen, timur dengan Krendetan, Selatan dengan desa Bapangsari, barat Sungai Bogowonto dan Desa Purwodadi.
SEJARAH DESA.
Sejarah Desa Bugel terbentuk dari penggabungan tiga wilayah dengancerita sejarah hingga menjadi desa Bugel yang sekarang
1. Wilayah Daleman.
Wilayah Daleman dahulunya adalah daerah pinggiran sungai Bogowonto yang wilayahnya terletak disebelah baratdaya dari desa Bugel yang sekarang. PAda saat itu sudah di gunakan unutk pemukiman penduduk yang di pimpin oleh Kiyai Dalem
2. Wilayah Bugel
Dipimpin oleh kiyai Bugel
3. Wilayah Sembir
Terletak di sebelah utara desa Bugel yang sekarang.
Sejarah singkat Desa Bugel
Dari cerita sejarah yang di tulis oleh almarhum simbah Kiyai Abdulah Sajat diceritakan asal usul desa Bugel adalah : bahwa ketika jaman dahulu ada seorang laki-laki yang hanyut di sungai Bogowonto dari arah hulu ( utara sungai ) yang berasal dari daerah Loano. Laki-laki tersebut terselamatkan karena potongan kayu ( dugel ) dan terdampar di pinggiran sungai bagian utara dari wilayah Kiyai Dalem. Seiring denganberjalannya waktu banyak warga masyarakat ber mukim di daerah tersebut hiungga sekarang.
Dikemudian hari wilayah tersebut di pimpin secara berturut-turut oleh :
- Glondong Tjokro Wasito ( Wirosrojo )
- Glondong Tjolro Sonto
- Glondong Wiro Sonto
- Glondong Tjokro Dwirjo
- Glondong Kromosonto
- Glondong Sonto Dwirjo
Adapun wilayah Sembir , Pemerintah desa di pimpin oleh
- Glondong Wongso Dikromo
- Glondong Mangun Sastro Sudarsono
PAda tahun ±1924 wilayah desa Bugel dan Sembir bergabung dengan wilayah desa Krendetan yang di pimpin oleh Lurah Sastro Duwirjo yang berasal dari Desa Bugel sampai tahun 1945 dan pada tahun bersamaan desa Bugel dan Sembir resmi berpisah dengan desa Krendetan kemudian membentuk desa tersendiri menjadi desa Bugel, lurah pertamanya adalah Lurah Karsono. Secara berturut-turut sejarah kepemimpinan desa Bugel adalah :
1. Kepala Desa Karsono tahun 1945 – 1948
2. Kepala Desa Atmodimejo tahun 1949 – 1977
3. Pj Kepala desa Prapto Utomo tahun 1977 – 1980
4. Kepala Desa Siti Nurani tahun 1980 – 1990
5. Pj Kepala Desa Lukito tahun 1990-1991
6. Kepala Desa Suharmadji tahun 1991 – 1998
7. Pj Kepala Desa Heris Waryati tahun 1999
8. Kepala Desa Suharmadji tahun 1999-2006
9. Kepala Desa Panggih Riharsono tahun 2006 sampai sekarang
Adapun sejarah carik / Sekdes Desa Bugel menurut catatan sejarah adalh sebagai berikut :
1. Mangun Tirto
2. Marto Sugondo
3. Atmo Dimejo
4. Abu Sucipto
5. Mangun Dimejo
6. Karto Wasito
7. Suharto
8. Heris Waryati
Demikian sejarah singkat Pemerintah Desa Bugel,
Pada kesempatan berikutnya kami akan berusaha menulis sejarah desa Bugel dengan lebih komplit, namun demikian apa bila ada pembaca yang mengetahui lebih detail tentang sejarah Desa Bugel, kami sangat mengharap pertisipasinya untuk mengirimkan tulisan kepada kami melalui email panggihriharsono@yahoo.co.id
Terimakasih
Penulis : Panggih Riharsono.
Pak Panggih, Mohon informasinya apabila bapak mengetahui makam dari Glondong Wongso Dikromo. Beliau salah satu leluhur saya berdasar silsilah keluarga. Saya ingin ziarah ke makam beliau.
BalasHapusTerima kasih
Maaf numpang nanya, kata-kata "glondong" itu apa nama depan dari Wongso Dikromo ?
HapusSaya pernah mendengar cerita dari Ayah saya bawa eyang Wongsodikromo yg menjadi Gelondong itu Wongsodikromo I.
HapusKonon cerita ibu dari eyang Wongsodikromo I adalah aslinya selir dari Bupati Cokronegoro.
Suatu ketika ada entah Lurah atau apa mendapat sebuah penghargaan dari sang bupati .... diberikanlah selir tersebut, tetapi selir itu telah mengandung anak dari Bupati.
Maka eyang Wongsodikromo I sebenarnya berdarah anak Bupati Cokronegoro.
Eyang Wongsodikromo I memiliki salah satu anaknya bernama eyang Wongsodikromo II yang bekerja di sebuah perusahaaan Kereta api. Beliau adalah kakek dari ibu saya.
Soal Makam eyang Wongsodikromo I mungkin masih ada di komplek makam di desa Sembir.
Pak mohon maaf, saat ini saya sedang menelusuri silsilah dari keluarga, namun sempat terputus mengenai eyang buyut saya dahulu katanya Carik di desa bagelen, namun saya cari2 tidak ketemu. nama eyang buyut saya Wongso Dirodho.
BalasHapus